Jumat, 12 November 2010

My Welcome Back.

Uuuuhh......akhirnya setelah sekian lama tidak menyapa blog sederhana ini, lamaaa....dan lamaaaa (*lebayyyy) kangen....tak hanya kangen sama blog (tempat curhat ku yang kedua) tp kangen kampung halaman, kangen keluarga:ibu dan adik, juga kangen rumah. Tp Alhamdulillah minggu depan ini, aku bisa mudik part II untuk merayakan Idul Adha bersama keluarga.Smoga perjalanan mudik kali ini penuh makna dan barokah.


Banyak yang terjadi belakangan ini yang menjadi perhatian...Banjir bandang di Wasior-Papua,Tsunami di mentawai dan meletusnya gunung merapi di Jogja. Dan hal-hal seperti ini mengetuk pintu hatiku lagi, cerita lama dulu di medan sebagai relawan.

Well, actually dulu siy sempat jadi relawan di Rumah Zakat Indonesia cabang medan. Tapi cuma bentar dan belum banyak ilmu serta pengalaman yang didapat. Berhubung harus "pindah" ke jogja, cerita tentang diriku sebagai relawan berakhir sudah.

Nah, seminggu yang lalu aq dapat kabar dari temanku yang jadi relawan di jogja, katanya masih butuh bahan2 untuk di dapur umum, obat2an dan pakaian layak pakai. Hmm...sedih juga mendengarnya. Gak kebayang kalo aq yang jadi korban bencana itu.Harus ninggalin rumah dan ngungsi.Akhirnya aq berinisiatif mengumpulkan sumbangan dari "sedikit" teman2 kantor. Ada yang antusias menyambutnya, ada yang biasa aja tp tetep nyumbang, ada juga yang pas aq mintain sumbangan nolak mentah2(*niorangyangpalinganeh diajakinnabungbuatakhirat koqnolak).Finally, alhamdulillah jumlah sumbangan yang terkumpul lumayan. Siangnya langsung aq transfer ke rekening temennya temenku yang relawan itu.Mudah2an jadi manfaat bagi para pengungsi dan smoga amal kebaikan temen2ku yang ikut nyumbang dibalas oleh ALLAH SWT.

Begitu ceritanya...nah sampai detik ini aq menulis merapi masih belum reda, proses penanganan pengungsi korban tsunami masih acak adul...dan banjir bandang di wasior agak terlupakan oleh liputan media. Mudah-mudahan segala bencana di Tanah air segera berakhir dan para pengungsi dapat hidup normal lagi.

Rabu, 24 Maret 2010

KSN : sebuah harapan besar bagi pecinta bola Tanah Air


Apa yang ada dipikiran kawans sekalian ketika mendengar pencalonan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022?. Ya walaupun akhirnya kita tidak mendapat kesempatan itu karena kalah dalam Bidding FIFA, tapi saya yakin banyak komentar baik yang optimis maupun pesimis mengenai "pencalonan" itu. Bagi saya dan saya yakin sebagian dari kawans sekalian agak "terkejut" dengan pencalonan ini. Bagaimana mungkin kita ingin mencalonkan diri sebgai tuan rumah event olahraga paling bergengsi di dunia ini, sedangkan prestasi ditingkat Asia saja, eh salah maksud saya ditingkat Asia Tenggara dalam 10 tahun terakhir tidak dapat kita raih. Ketua PSSI mungkin boleh berbangga dengan suksesnya Indonesia sebagai tuan rumah piala ASIA 2007 (Indonesia dan Malaysia-red). Namun seperti kata Pak Menteri Olahraga Andi Malaranggeng, kesuksesan sebagai tuan rumah sebuah event baik itu event olahraga maupun event lainnya hanyalah kesuksesan sebuah negara dalam mengurus EO (Event Organizer-red), dan yang lebih penting dari semua itu adalah prestasi. Saya juga sangat setuju kata pak Menpora lebih lanjut, bahwa, tidak peduli piala dunia diadakan dimana yang penting keikutsertaan kita dalam event terakbar itu. Kapan kawans, itulah yg masih dlm angan-angin kita semua...


Carut marutnya PPSI , ketidakmampuan pembinaan pemain dan pelatihan, ketiadaan kompetisi usia dini yang berkelanjutan, dan pengaturan skor pertandingan hanyalah sedikit dari sekian banyak persoalan yang melilit tubuh PSSI sekarang. Pemerhati bola dan pecinta bola tentu saja tidak mau tinggal diam dan membiarkan segalanya makin hancur . Untuk itu atas usulan pemerintah dan wartawan sepakbola Konfrensi Sepakbola Nasional akan diadakan di kota Malang tgl 30-31 Maret 2010. Banyak yang menganalisa bahwa KSN ini bertujuan "menggulingkan" ketua umum PSSI Nurdin Halid karena dinilai gagal dalam pembinaan Sepakbola Indonesia. Terlepas benar tidaknya hal ini, kita semua berharap semoga hasil KSN ini tidak hanya dokumen-dokumen diatas kertas yang kemudian dilupakan begitu saja, namun ada tindakan nyata demi kemajuan sepakbola dan sepakbola nasional kita....

Semoga akan ada program-program yang lebih memberikan harapan bagi sepakbola indonesia, seperti kompetisi semua umur (U12, U14, U16, U18, U19 dan seterusnya) yang berkelanjutan , bukan program-program instan seperti pelatihan timnas U19 ke Uruguay selama 2tahun yang menghabiskan dana yang tidak sedikit, mendatangkan pemain asing yang terkadang memakan biaya APBD, atau menyewa konsultan asing untuk memenangkan bidding Tuan Rumah Piala Dunia 2022 yang ternyata uang gaji konsultan itu sebesar 2,5M belum dibayarkan PSSI (PSSI masih ngutang, dan pengacara konsultan itu merencanakan akan mengadukan PSSI ke FIFA..nah lo??).. Semoga reformasi PSSI, harapan baru akan perseapkbolaan tanah air tidak hanya sebatas angan-angan belaka. Kita juga ingin Lagu Indonesia raya bergelora di Pentas piala dunia dan burung garuda ada di dada masing-masing pemain timnas

Dan akhirnya semua kita, seluruh rakyat Indonesia akan yakin, itu semua mungkin.....

Senin, 22 Maret 2010

..And the changes has running...

Dulu waktu kecil,aq masih ingat tentang kehebohan pas perayaan hari kemerdekaan Indonesian. Heboh karna aq yg sedari TK sampai SMU memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyambut perayaan itu. Kenapa??? Karena untuk perayaan itu kami sebagai salah satu tim yg "must take a part" harus latihan berbulan-bulan dan tentu saja agar sekolah kami menang dalam pawai 17-an. Di hari "H"nya, kota kecilku sangat meriah, semuanya, tua-muda,laki-laki perempuan tumpuh ruah kejalan menyambut pawai dari seluruh instansi dan sekolah yg ada di ibukota TK.II itu.

Aku yg sebagai siswi "cukup teladan" tentu saja selalu diikutsertakan dalam kemeriahan itu. Terkadang aku ikut dalam grup drum band (marching band ), atau terkadang penari marching bandnya,dan prestasi yang aku rasa cukup "prestise" adalah pada saat aku didaulat menjadi pimpinan drum band (mayoret - red).

Satu hal yang terkadang aku lakoni saat perayaan adalah jika aku harus memerankan "cita-cita" jika dewasa nanti.
Mengenai cita-cita,aku tak tau, apakah hanya aku atau yang lain pun mengalami perubahan cita-cita dlm hidupnya. Dulu waktu kecil cita-cita favorit ku dan jawaban yg langsung aku teriakan secara lantang ketika ada orang yang bertanya apa cita-cita ku, adalah "Dokter". Ntah kenapa...Mungkin "Justifikasi" saja dari org2 disekitar yg melihat klo seorang dokter adalah seorang yg pintar, baik dan akan memiliki kemapanan hidup yg baik juga.
Beranjak remaja, justru aku mulai bingung kalau ada orang yg bertanya tentang cita-cita. Aku tidak tau dan tidak merasa penting rasanya untuk bercita-cita. Yang aku lakoni saat itu adalah kalo aku hanya terus belajar, serajin-rajinnya, dan mengenai cita-cita biarlah jurusan pada saat kuliah nanti yg menentukannya.
Beranjak dewasa, merantau keluar kota, meninggalkan ibu dan adik ku dikota kecil, membuat cita-cita ku berubaha lagi. Kepada teman-teman yang bertanya mau kerja dimana saat selesai kuliah nanti, aku menjawab kalo aku mau pulang saja ke daerah, mengabdi sebagai PNS disana, dekat dgn keluarga terutama adik dan ibu...Hahaha...pada saat itu aku merasa itu adalah cita-cita terhebat yg pernah aku miliki dan jg sebagai bentuk pengabdian yg tak terhingga kpd ibu...

Rencana tinggal rencana, begitu selesai D3 nyatanya aku ditakdirkan untuk melanjutkan sekolah S1 di kota pelajar. Cita-cita ku menjadi PNS di Tk.II terpaksa dikubur dulu dalam-dalam,mungkin selesai S1 bisa diwujudkan....
Bukannya mewujudkan cita-cita yg telah lama direncanakan, kuliah dijogja ternyata membuka mata dan hati ku lebar-lebar, bahwa pekerjaan tidak hanya PNS atau dokter (dokter - walaupun sudah tak mungkin lg) bagi ku, bahwa ternyata cita-cita mulia tidak selamanya baik bagi kua, bahwa diluar sana msih banyak tempat kerja yg lebih menjanjikan, masih ada BUMN, perusahaan Migas, dan perusahaan telekomunikasi yg menjanjikan karier.....

Yes..this is my new starting point..

Hidup di jogja yang tidak lebih dari 2 tahun mampu membuka wawasan ku, pengalaman dan mampu juga merubah segala cita-cita yang telah aku rencanakan sebelumnya. Meskipun harus aku syukuri sekarang klo aku juga hanya menjadi PNS pd akhirnya, kabar baiknya adalah bahwa saya bukan menjadi PNS di Tk.II dan kabar buruknya adalah kalo aku sekarang mengabdi sbg abdi negara di kota yg selalu ingin aku hindari....

Setahun lebih belajar jadi abdi negara dan berkarier disalah satu Kementerian bergengsi di Negeri ini mengubah cita-cita ku lagi, bahwa saya ingin keluar negeri , ingin keliling dunia, ingin melihat dunia luar. Dan saat ini, saat aku menginjakkan kaki di Kementeriaan ini, aku tau itu semua mungkin...

Let Time Do It.....